Info&tanya jawab

Rabu, 19 Juli 2017

Melawat ke Mata Air Waigemang Papilawe

Foto: Pion Ratulolly
Gemericik air yang membentur bebatuan, seketika menyambangi telinga Anda, manakala kaki Anda tiba menginjaki tebing mata air Waigemang, Papilawe, Desa Nubalema, Kec. Adonara Tengah. Bunyi kecipak air dengan debit lumayan besar itu tentu dapat memancing hasrat Anda untuk turun dan sesegera mungkin membasahi badan dengan air super jernih ini.
Rasakan belaian jemari air yang betapa sejuk ini mengaliri wajah, kelopak mata, hidung, pipi hingga keseluruhan wajah. Bila perlu, basahi badan Anda dengan air alami di tengah belantara ini. Mandilah.
Air-air yang mengalir melalui pipa bambu dan paralon ini berasal dari celah-celah bukit, dari dalam tanah. Serupa mata perawan kampung yang tengah meluruhkan air mata dari kelopak matanya, demikianlah permisalan sumber mata air ini.
Suasana ini ditunjang pula dengan angin yang bertiup sepoi bin lembut dari lereng bukit bisa jadi sanggup melelapkan mata Anda sejenak saja. Belum lagi aroma tetumbuhan hijau di sekitar mata air yang membuat Anda merasa lekat membaui keintiman lekuk tubuh hutan ini.
Letaknya tidak jauh dari pusat kampung. 343 meter dari kantor kepala desa menuju arah selatan, mata air Waigemang ini berada. Penduduk memanfaatkan mata air ini sebagai tempat mandi dan cuci serta ditadah untuk keperluan masak bila air ledeng tidak lancar mengalir.
Siang tadi, Sang Kepala Desa Hamid Jafar bersama aparat dan beberapa warga, memasang instalasi kabel dari kampung menuju mata air ini. Karena, dalam waktu dekat akan dipasang mesin pompa air yang bakal menyedot mata air ini untuk dialirkan ke rumah-rumah warga melalui pipa besi. Saat ini, warga masih menikmati air ledeng yang berasal dari mata air di Kenotan yang kian hari berangsur kurang debit airnya.
Makanya, ke depan, mata air Waigemang ini dijadikan sebagai penyuplai air alternatif bagi penduduk di kampung ini. Bahkan bila pemerintah nekat, tempat ini dapat disulap jadi lokasi wisata alam. Itu kolam air jernih alami. (teks: Pion Ratulolly)

Foto: Pion Ratulolly

Foto: Pion Ratulolly

Foto: Pion Ratulolly

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar